Rss

Jumat, 06 Maret 2015

Cara mengatasi hama tikus disawah

Keberhasilan pengendalian tikus salah satunya ditentukan oleh pemahaman yang baik tentang ekologi tikus sawah. Pemahaman yang baik mengenai dinamika populasi tikus sawah akan sangat membantu untuk dapat mengatasi masalah tikus secara lebih mendasar. Berdasarkan hasil penelitian di ekosistem sawah irigasi dengan pola tanam padi-padi-bera diketahui bahwa tingkat kerapatan populasi tikus sawah R. argentiventer berfluktuasi sangat tajam, dengan tingkat kerapatan populasi nyata lebih tinggi pada periode bera. Dalam satu musim tanam padi terjadi satu kali puncak populasi, sehingga pada pola tanam padi-padi-bera terjadi dua kali puncak populasi. Satu puncak populasi dalam satu masim tanam merupakan ciri khas perkembangan populasi tikus sawah pada tanaman padi. Tikus sawah merupakan spesies dominan (98%), diantara tikus yang diketahui hidup di ekosistem sawah irigasi.

Perkembangan kematangan seksual tikus sawah jantan dan betina berlangsung seiring dengan pertumbuhan tanaman padi. Sebagian besar tikus sawah telah siap kawin pada stadium padi bertunas maksimum dan tikus betina mulai beranak pada awal stadium padi generatif. Pola siklus perkembangbiakan tikus sawah mengikuti perkembangan stadium padi dan terjadi tiga kali periode kelahiran selama stadium padi generatif. Pada setiap kelahiran tikus dihasilkan anak rata-rata 10 ekor setiap kelahiran. Jumlah anak tertinggi terjadi pada periode kelahiran pertama dan menurun pada periode kelahiran berikutnya. Individu tikus sawah betina berkemampuan melahirkan anak sampai empat kali. Tikus sawah berkembangbiak terutama di habitat tanggul irigasi. Tumbuhnya ratun padi pada periode bera dapat memperpanjang periode perkembangbiakan tikus. Dalam satu musim tanam padi satu ekor tikus betina berpotensi berkembangbiak sehingga menjadi 80 ekor tikus.
Struktur populasi tikus sawah mempunyai nisbah kelamin sama antara tikus jantan dan betina dan tidak terjadi perubahan nisbah kelamin yang signifikan selama periode pertumbuhan padi dan periode bera. Sebagian besar tikus sawah di lapangan hanya mencapai umur enam bulan atau selama satu musim tanam padi dan bera. Tikus-tikus yang berumur lebih dari enam bulan relatif jarang ditemukan di lapangan. Pada stadium pada generatif populasi tikus didominasi oleh tikus berumur satu sampai dua bulan, pada periode bera tikus berumur tiga sampai empat bulan dominan dan pada stadium padi vegetatif didominasi oleh tikus berumur enam bulan.
 Di ekosistem sawah irigasi, habitat yang paling banyak dihuni oleh tikus sawah adalah habitat kampung dan tanggul irigasi. Pada periode bera sebagian besar tikus sawah bermigrasi menuju ke perkampungan untuk berlindung dan mendapatkan pakan altematif. Tikus sawah tersebut akan kembali lagi ke sawah setelah ada pertanaman padi. Puncak kembalinya tikus sawah dari kampung menuju ke persawahan terjadi pada stadium padi generatif. Habitat kampung dipastikan merupakan habitat perlindungan tikus sawah paling utama selama periode bera dan merupakan sumber infestasi tikus sawah untuk tanaman padi pada setiap musim tanam. Faktor utama penyebab peningkatan popula tikus sawah adalah tersedianya pakan padi, sehing terjadi kelahiran tikus yang cepat (tiga kali kelahiran pada stadium padi generatif dan menyebabkan peningkatan kerapatan populasi yang tinggi pada periode bera. Pakan padi stadium generatif merupakan pakan tikus yang berkualitas tinggi dan berpengaruh nyata terhadap peningkatan berat badan tikus. Tikus sawah tanpa adanya tanaman padi tidak berkembang biak dan terjadinya kematian. Ratun padi merupakan pakan altematif penting bagi tikus sawah pada periode bera dan memperpaniang periode perkembangbiakan. Penurunan populasi tikus terjadi sangat tajam setelah periode bera bulan kedua, karena migrasi tikus akibat hilangnya pakan padi (panen), terjadinya gangguan habitat tikus karena proses budidaya padi dan aktivitas pengendalian tikus oleh petani. Curah hujan tidak menyebabkan turunnya populasi tikus sawah. Peran pemangsa tikus relatif kecil dalam regulasi populasi tikus sawah di ekosistem sawah irigasi, karena keberadaan jenis pemangsa tikus sangat jarang ditemukan. Prevalensi infeksi cacing hati pada tikus sawah tinggi, tetapi tidak menyebabkan kematian tikus sawah secara langsung.
Setidaknya ada sembilan cara pengendalian hama tikus sawah: 
  • Tanam dan panen serempak. Dalam satu hamparan, diusahakan selisih waktu tanam dan panen tidak lebih dari 2 minggu. Hal tersebut untuk membatasi tersedianya pakan padi generatif, sehingga tidak terjadi perkembangbiakan tikus yang terus menerus.
  •  Sanitasi habitat. Dilakukan selama musim tanam padi, yaitu dengan cara membersihkan gulma dan semak-semak pada habitatutama tikus yang meliputi tanggul irigasi, jalan sawah, batas perkampungan, pematang, parit, saluran irigasi, dll. Juga dilakukan minimalisasi ukuran pematang (tinggi dan lebat pematang) kurang 30 cm agar tidak digunakan sebagai tempat bersarang. 
  •  Gerakan bersama (gropyokan massal). Gerakan ini dilakukan serentak pada awal tanam melibatkan seluruh petani. Gunakan berbagai cara untuk menangkap/membunuh tikus seperti penggalian sarang, pemukulan, penjeratan, pengoboran malam, perburuan dengan anjing, dan sebagainya.
  •  Fumugasi/pengemposan. Fumigasi dapat efektif membunuh tikus dewasa beserta anak-anaknya di dalam sarang. Agar tikus mati, tutuplah lubang tikus dengan lumpur setelah difumigasi dan sarang tidak perlu dibongkar. Lakukan fumigasi selama masih dijumpai sarang tikus terutama pada stadium generatif padi.
  •  Trap Barrier System (TBS). TBS dengan tanaman perangkap diterapkan terutama di daerah endemik tikus dengan pola tanam serempak. TBS berukuran 20 x 20 m dapat mengamankan tanaman padi dari serangan tikus seluas 15 ha. 
  •  Linier Trap Barrier System (LTBS). LTBS berupa bentangan pagar plastik/terpal setinggi 60 cm, ditegakkan dengan ajir bambu setiap jarak 1 m, dilengkapi bubu perangkap setiap jarak 20 m dengan pintu masuk tikus berselang-seling arah. LTBS dipasang di daerah perbatasan habitat tikus atau pada saat ada migrasi tikus. Pemasangan dipindahkan setelah tidak ada lagi tangkapan tikus atau sekurang-kurangnya di pasang selama 3 malam. 
  •  Memanfaatan musuh alami. Cara termudah ini adalah dengan tidak mengganggu atau membunuh musuh alami tikus sawah, khususnya pemangsa, seperti burung hantu, burung elang, kucing, anjing, ular tikus, dan lain-lain.
  •  Rodentisida, yang merupakan cara kedelapan ini, digunakan hanya apabila populasi tikus sangat tinggi terutama pada saat bera atau awal tanam. Penggunaan rodentisida harus sesuai dosis anjuran.Umpan ditempatkan di habitat utama tikus, seperti tanggul irigasi, jalan sawah, pematang besar, atau tepi perkampungan. 
  •   Cara pengendalian lokal lainnya dengan memanfaatkan cara pengendalian tikus yang biasa digunakan petani setempat, seperti penggenangan sarang tikus, penjaringan, pemerangkapan, bunyibunyian, dan cara-cara lainnya.Tikus yang telah terbunuh/tertangkap hanya merupakan indikasi turunnya populasi. Yang perlu diwaspadai adalah populasi tikus yang masih hidup, karena akan terus berkembang biak dengan pesat selama musim tanam padi. 
Disamping itu monitoring keberadaan dan aktivitas tikus sangat penting diketahui sejak dini agar usaha pengendalian dapat berhasil. Cara monitoring antara lain dengan melihat lubang aktif, jejak tikus, jalurjalan tikus, kotoran atau gejala kerusakan tanaman. Dan tidak kalah pentingnya adalah mewaspadai terhadap kemungkinan terjadinya migrasi (perpindahan tikus) secara tiba-tiba dari daerah lain dalam jumlah yang besar.

Cara menanam benih jagung

Jagung adalah salah satu tanaman yang boleh dikatakan terkenal di negara kita. Jagung sangat digemari oleh rakyat Malaysia dari pelbagai lapisan masyarakat. Pelbagai cara jagung ini dimakan antaranya direbus, dijadikan bubur, atau dimakan tongkol mudanya atau baby corn sebagai campuran dalam sayur. Apa kata pembaca di luar sana cuba menanam jagung di kebun atau di halaman rumah anda. Jika anda menanam 6 pokok jagung, ianya membekalkan 8 hingga 9 buah jagung yang boleh dinikmati oleh keluarga anda. Ini kerana sepokok jagung akan mengeluarkan satu atau dua tongkol jagung. Berikut adalah panduan dan cara menanam pokok jagung; 
Jagung adalah tanaman yang sesuai di tanaman di negara kita. Kegusaran dan kebimbangan menanam jagung amat kurang jika dibandingkan dengan menanam asparagus atau salad. terdapat dua cara menanam jagung iaitu ditanam dalam pasu dan di atas batas. Jika memilih menanam di dalam pasu pastikan memilih pasu yang sederhana besar atau jenis pasu besar agar akar bebas bergerak di dalamnya.
MEMILIH VARIATI JAGUNG YANG HENDAK DITANAM
Pembaca boleh mendapatkan benih-benih jagung ini di kedai-kedai pertanian berhampiran. Boleh bertanya kepada penjual berapa jenis variati yang dijual, perbezaan dan persamaan serta jenis tanah yang sesuai (hal ini penting untuk mengetahui adakah benih itu sesuai di tanam di halaman rumah anda). Pembaca boleh mencuba variati jagung seperti mas madu (jagung manis), jagung taiwan yang sangat digemari dan permintaan tinggi di pasaran namun mudah diserang ulat pengorek, jagung korea, jagung hibrid 338. Pembaca juga boleh menanam jagung thai manis atau jagung kampung yakni jagung kategori heirloom seperti jagung pulut dan jagung pandan (harum seperti pandan). Biasanya jagung kampung ini hanya boleh didapati di kampung atau kedai yang menjual benihnya. Di Sabah boleh diperolehi di tamu (pasar minggu). Namun untuk beginner beli sahaja benih jagung yang ada dan tanam. Semua variati jagung sesuai ditanam di dalam pasu.
PEMILIHAN KAWASAN MENANAM
Cari kawasan yang terkena sinaran matahari melebihi 6 jam, hampir dengan sumber air, elakkan menanam pada jenis tanah liat dan berbatu (namun jika terpaksa, tanah tersebut harus digaul dengan kompos dan jika boleh ditambah dengan tanah hitam atau peat-moss atau topsoil. Kompos, peat-moss dan topsoil akan membantu memperbaiki struktur tanah dengan pengudaran dan saliran air yang baik serta mengekalkan kelembapan pada tanah tersebut.
Bagi menanam di dalam pasu pula, sila letakkan pasu-pasu tersebut pada kawasan yang terkena sinaran matahari melebihi 6 jam, jagung memerlukan cahaya sepenuhnya untuk tumbuhbesaran. Jika tidak jagung anda panjang tinggi seperti galah dan bila ditiup angin ia akan mudah patah serta buahnya tidak cukup sifat dan kecil.
PENYEDIAAN TANAH DAN PEMBAJAKAN JIKA PERLU
Bagi yang mempunyai tanah yang luas di halaman rumah dan mahu menanamnya terus pada tanah. Anda perlu membuat batas yang sesuai. Batas ideal bagi jagung ialah 15 hingga 25 cm (secara ladang) atau kurang dari itu pun boleh ikut kesesuaian anda. Gembur batas tersebut hingga lerai tanah-tanah tersebut. Bagi tanah jenis merah (tanah liat peroi - tanah peroi ketika kering dan meleket ketika hujan) anda gembur tanah tersebut dan campurkan dengan kompos lebih kurang 15 kilo atau mengikut kesesuaian pada batas. Sekiranya tanah masam (berasid) tabur serbuk kapur pada batas. Jika tanah jenis tanah liat (keras masa musim kemarau dan meleket ketika hujan) campurkan dengan peat-moss (harga mahal di pasaran) atau topsoil (harga boleh tahanlah juga) atau kompos buatan sendiri/kompos yang dibeli pada tanah tersebut. gaul hingga sebati antara tanah liat dengan pembaikpulih tanah di atas. Sekiranya terdapat kilang kelapa sawit, rajin-rajinlah ke kawasan itu, biasanya terdapat sisa buangan kelapa sawit berwarna hitam seperti kompos. Bahan tersebut juga boleh digunakan untuk campuran pada tanah liat tersebut. Untuk supaya tanah lebih baik gaul bersama tinja binatang reput. Maka di sini tanah penanaman jagung anda mempunyai tinja binatang, kompos, peat-moss dan topsoil, serta kompos kelapa sawit, ini dikira tanah paling ideal untuk jagung. Namun jika batas anda hanya ada tinja binatang dan kompos juga sudah memadai untuk jagung anda dan jika hanya ada kompos sahaja boleh lah untuk jagung anda, anda masih boleh tuai hasilnya. Tetapi jika tanah batas penanaman jagung tidak dicampurkan apa-apa, anda akan putih mata melihat pokok jagung tersebut.
Manakala bagi menanam di dalam pasu pula pilih pasu bersaiz 18 inci ke atas untuk sepokok jagung. Anda memerlukan 5 hingga 10 pasu untuk mendapatkan  5 hingga 10 buah jagung. Pembaca juga boleh menggunakan apa-apa kontena atau pot yang sesuai untuk menanam jagung. Perlu diingat bahawa jangan guna pasu, kontena atau pot bersaiz di bawah 18 inci kerana pertumbuhan pokok jagung tidak menarik. Guna nisbah media penanaman 2:1:1 di mana dua bahagian tanah loam, satu bahagian kompos/tinja binatang: satu bahagian pasir sungai jika perlu untuk satu pasu. 
SEMAIAN DAN MENANAM BENIH JAGUNG
Bagi tanomkinotuan, benih jagung boleh ditanam terus pada tanah atau pasu. Tidak perlu semai dan alihkan ke tempat baharu. Ini kerana apabila anak pokok jagung dialihkan ia memperlambatkan pertumbuhannya dan menambah kerja yang mudah kepada yang rumit. Selama tanomkinotuan menanam jagung tidak pernah merendam benih jagung ke dalam air dan benih jagung masih boleh bercambah selepas tiga hari tetapi jika anda melakukannya tanomkinotuan tidak melarang. Tanam benih jagung 2 biji selubang pada jarak antara lubang ialah 20 inci (40 cm) atau mengikut kesesuaian anda. Jangan lupa timbus dan siram dengan air secukupnya.

Pada pasu pula tanam dua biji jagung pada lubang yang dibuat ditengah-tengah pasu dan apabila benih sudah tumbuh pilih anak pokok jagung yang tidak sihat/terbantut dan cabut, tinggalkan hanya sepokok di dalam pasu dan siram.

PEMBAJAAN DAN PENJAGAAN

Terdapat dua cara pembajaan iaitu pembajaan secara organik dan pembajaan secara komersil. Pembajaan secara organik dimulai pada minggu kedua selepas anak pokok benih tumbuh (kira-kira dua hingga tiga daun), yakni setiap selang dua minggu bubuh baja pada sekeliling pokok, kaedah ini digunakan bagi mereka yang mahukan jagung tersebut tumbuh secara organik. Bagi pembajaan secara komersil pula dimulai pada minggu pertama dengan NPK blue special (12:12:17:2), minggu keempat ialah baja tinja binatang bercampur dengan NPK blue dan baja garam (warna putih), minggu 7 ialah baja garam dan sedikit baja subur (merah). Cara pembajaan di atas sesuai digunakan dalam pasu cumanya guna sukatan 1 sudu setiap baja kimia dan dua genggam bagi baja organik. Berhati-hati bila menggunakan baja kimia/urea pada jagung, jangan terkena pada batang pokok ia akan terbakar dan mati. Letak baja tersebut jauh pada batang pokok.
Buang rumput pada batas, kerja ini adalah wajib bagi membolehkan pokok jagung tidak bersaing untuk mendapatkan makanan. Jika boleh letakkan mulsa (rumput kering, daun kering, kayu reput, cocopeat, jerami padi, lalang kering pada batas atau pasu untuk kelembapan dan juga boleh mengurangkan rumput di atas batas dan pasu. Berhati-hati ketika merumput jangan mencederakan akar jagung. Siram pokok jagung dua kali sehari dan tidak perlu ketika hujan.   
Jagung akan diserang makhluk perosak semasa anak pokok dan musim mulai berbuah. Daun anak pokok akan dimakan oleh belalang, siput dan lintah bulan. Buang siput dan lintah bulan jauh dari pokok jagung. Ulat pengorak buah akan bertelur pada buah jagung menyebabkan jagung cacat oleh itu sembur racun jika perlu (Kepada mereka yang tidak kesah). Namun bagi pengamal makanan organik (bebas racun serangga dan baja kimia) seimbangkan PH tanah dan baja, air dan kelembapan pada pokok jagung. Jangan biarkan pokok jagung mendapat tekanan (stress). Sekiranya ini berlaku pokok jagung (dan tumbuhan lain) mengeluarkan bahan kimia yang boleh dihidu oleh makhluk perosak untuk datang kepadanya dan merosakkan pokok jagung tersebut. Banyak kajian berhubung perkara ini dan sudah dibuktikan dengan kajian sains. Jika masalah ini diatasi dengan baik, jagung anda adalah bebas kimia dan organik sifatnya.
 

PENUAIAN HASIL JAGUNG
Buah jagung matang kira-kira 68 hingga 72 hari selepas di tanam. Pembaca boleh melihat rerambut buah jagung sudah kering dan hitam tandanya jagung sudah matang. Maka usaha anda selama ini berhasil untuk menikmati buah jagung tanam sendiri. Nikmati hasil tanam sendiri bersama-sama keluarga dan ceritakan pengalaman anda dalam tempoh menanam hingga menuai hasil buah jagung.

Cara menanam benih tomat

Cara menanam tomat dalam polybagTomat dikategorikan sebagai sayuran, meskipun mempunyai struktur buah. Tanaman ini bisa tumbuh baik didataran rendah maupun tinggi mulai dari 0-1500 meter dpl, tergantung dari varietasnya. Tanaman tomat menghendaki tanah yang subur dan gembur, dengan pH sekitar 5,5-7.
Di alam bebas pohon tomat berbentuk seperti perdu, ketinggiannya bisa mencapai tinggi 3 meter. Namun setelah dibudidayakan tinggi tanaman ini tak lebih dari 2 meter dan biasanya ditopang oleh ajir atau tali untuk menahan agar tidak roboh.
Tanaman tomat bisa tumbuh baik di berbagai media seperti lahan terbuka, hidroponik, taman vertikultur dan media pot atau polybag. Pada kesempatan kali ini kami akan menguraikan tentang cara menanam tomat dalam polybag. Bila ingin mengetahui bercocok tanam tomat skala besar di lahan terbuka baca panduan umum budidaya tomat.

Pemilihan jenis tanaman

Secara umum, orang membedakan tomat dari bentuk buahnya. Terdapat empat golongan tomat yang banyak beredar di pasaran yakni, (1) Tomat buah atau tomat granola, bentuknya bulat dengan pangkal mendatar (2) Tomat gondol, bentuknya lonjong biasa digunakan sebagai bahan baku saus, (3) Tomat sayur, teskturnya keras rasanya sedikit kecut, (4) Tomat cherry, bentuknya kecil rasanya manis kecut.
Cara menanam tomat dalam polybag tidaklah sulit. Langkah pertama pilih jenis tomat dan varietas yang akan ditanam. Sesuaikan lokasi tempat budidaya dengan varietas tomat yang akan dipilih, terutama untuk kondisi iklim dan ketinggian tempat.
Untuk hasil yang maksimal, gunakan benih unggul dari sumber yang terpercaya. Benih tomat dari berbagai varietas bisa didapatkan di toko-toko pertanian. Keterangan mengenai sifat-sifat tanaman bisa dibaca pada label yang tertera dalam kemasan benih.

Penyemaian benih tomat

Cara menanam tomat dalam polybag sebaiknya melalui tahap persemaian terlebih dahulu. Benih yang berupa biji harus disemaikan menjadi bibit tanaman. Langkah ini diperlukan karena benih yang baru tumbuh memerlukan perlakuan yang berbeda dengan tanaman yang telah tumbuh besar.
Siapkan tempat dan media persemaian terlabih dahulu. Pilih tempat persemaian yang terlindung dari hujan dan sinar matahari secara langsung. Media persemaian bisa bermacam-macam, silahkan baca cara membuat media persemaian untuk hortikuktura.
Bentuk persemaian bisa berupa bedengan, rak semai, atau polybag semai.
Untuk persemaian dengan bedengan, buat larikan diatas bedengan dengan kedalaman 1 cm dan jarak antar larik 5 cm. Kemudian tanam benih tomat pada tiap larik dengan jarak 3 cm, tutup permukaannya dan siram secukupnya.
Untuk persemaian yang menggunakan ploybag, isi polybag dengan media persemaian. Bila tidak ada polybag bisa menggunakan kantung semai dari daun-daunan (bekong). Kemudian benamkan benih tomat sedalam 1 cm kedalam media tersebut. Lalu tutup permukaannya dan siram secukupnya. Setiap polybag cukup diisi satu benih.
Setelah benih disemaikan, lakukan penyiraman setiap 2 kali sehari dengan gembor yang halus. Berhati-hatilah ketika menyiram, jangan sampai merusak permukaan persemaian.
Pemupukan tambahan bisa diberikan setelah dua minggu dengan pupuk cair organik, pupuk kompos atau NPK. Perawatan lain yang harus dilakukan adalah penyiangan. Jangan sampai tumbuh gulma dalam area persemaian. Bibit tanaman tomat siap dipindahkan dari tempat persemaian ke dalam polybag setelah 30 hari atau sudah memiliki setidaknya 5 helai daun.

Pemindahan bibit tomat

Sebelum bibit dipindahkan, siapkan media tanam dan polybag. Isi polybag tersebut dengan tanah, arang sekam, dan kompos dengan perbandingan 2:1:1. Untuk lebih detailnya lihat cara membuat media tanam untuk polybag.
Terdapat dua cara menanam tomat dari tempat persemaian ke dalam polybag. Pertama, memindahkan bibit dengan dicabut. Caranya, siram persemaian dengan air agar media tanam menjadi lunak. Lalu cabut tanaman dengan hati-hati jangan sampai akar tanaman putus atau rusak. Kemudian masukkan tanaman tersebut secara tegak lurus pada lubang tanam yang ada dalam polybag. Posisi akar harus tegak lurus jangan sampai bengkok atau terlipat. Atur kedalaman lubang tanam sesuai dengan panjang akar.
Kedua, memindahkan bibit dengan diputar. Caranya tanaman tomat diangkat dengan media yang ada disekitarnya. Untuk bibit dari bedengan, cungkil tanaman sedalam 10 cm dengan sekop atau tangan. Kemudian angkat dan pindahkan berikut dengan tanahnya.
Untuk bibit dalam polybag semai, sobek atau tarik plastik polybag semai kemudian dipindahkan beserta tanahnya kedalam polybag yang lebih besar. Polybag semai dari plastik bisa dipakai berulang-ulang.

Pemeliharaan dan perawatan

Pemeliharaan tanaman tomat dalam polybag atau pot relatif mudah. Kesehatan tanaman lebih lebih terkontrol karena terhindar dari penularan penyakit lewat akar. Jaga agar media tanam tidak terlalu kering. Siram setidaknya 2 kali sehari, tetapi jangan terlalu basah untuk menghindari busuk akar.
Siangi gulma yang terdapat dalam polybag secara teratur. Apabila ada tanaman yang layu atau mati, cabut segera dan buang media tanamnya agar tidak menulari tanaman lain. Perawatan lain yang diperlukan adalah pemangkasan tunas dan pemberian ajir sebagai penopang tanaman.
Pupuk tanaman setelah satu minggu dengan kompos sebanyak satu genggam untuk setiap polybag. Lakukan penambahan pupuk kompos setiap bulan, atau bila terlihat tanaman kurang subur. Bila tanaman akan berbuah bisa ditambahkan pupuk buah atau pupuk organik cair.
Hama dan peyakit tanaman tomat lumayan banyak. Bila terlihat ada serangan hama, ambil hama tersebut secara manual. Buang daun atau batang yang rusak terkena hama. Penyemprotan hendaknya dilakukan apabila benar-benar diperlukan. Agar lebih aman untuk kesehatan dan lingkungan gunakan pestisida organik yang lebih alami. Silahkan baca cara membuat pestisida organik.

Pemanenan

Tanaman tomat dalam polybag sudah bisa dipanen setelah 3 bulan, tergantung dari varietasnya. Kriteria buah tomat yang siap dipanen adalah yang berubah warna dari hijau ke kuning-kuningan atau tepi daun terlihat kering dan batang menguning. Pemetikan dilakukan pada buah yang telah matang saja.
Buah tomat tidak matang secara serentak. Lakukan pemetikan setiap 2-3 hari sekali, jangan terlalu rapat untuk menghindari kerusakan tanaman. Waktu pemetikan yang paling baik pagi dan sore hari, ketika sinar matahari tidak terlalu terik. Demikian uraian singkat tenang cara menanam tomat dalam polybag.

Cara menanam benih cabe


Cara menanam cabe dalam polybag

Cara menanam cabe dalam polybag
Cabe merupakan salah satu komoditas pertanian yang harganya sangat berfluktuasi. Apalagi menjelang hari-hari besar seperti lebaran, harga cabe pasti melonjak tinggi. Hal ini yang memancing orang untuk menanam cabe, baik untuk dijual maupun sekadar untuk persediaan sendiri. Sayangnya bagi yang tinggal diperkotaan ketersedian lahan untuk bercocok tanam sangat terbatas. Namun hal ini bisa disiasati dengan menanam cabe dalam pot atau polybag.
Cara menanam cabe dalam pot atau polybag cukup mudah dilakukan. Menanam cabe bisa dilakukan baik di dataran tinggi maupun dataran rendah. Secara umum menanam cabe bisa dilakukan pada ketinggian 0-2000 meter diatas permukaan laut. Suhu optimal bagi tanaman cabe ada pada kisaran 24-27oC, namun masih bisa tahan terhadap suhu yang lebih dari itu. Sifat tersebut tergantung dari jenis varietas cabe.
Salah satu jenis cabe yang cocok untuk ditanam di pekarangan adalah cabe kerting. Jenis ini relatif lebih tahan terhadap iklim tropis dan rasanya pedas banyak disukai di pasaran. Berikut ini kami paparkan tentang cara menanam cabe keriting dalam polybag.

Pemilihan benih

Di pasaran banyak macam varietas cabe keriting, mulai dari hibrida hingga varietas lokal. Cara menanam cabe lokal dan hibrida tidak mempunyai perbedaan yang berarti. Hanya saja beberapa cabe hibrida dianjurkan dirawat dengan produk-produk obat-obatan tertentu. Varietas hibrida banyak didatangkan dari Taiwan dan Thailand, sedangkan varietas lokal banyak ditanam di Rembang, Kudus, hingga Tanah Karo, Sumatera Utara.
Saat ini terdapat varietas lokal hasil seleksi, produktivitasnya pun lebih baik daripada varietas lokal tanpa seleksi. Benihnya dijual dalam kemasan kaleng seperti tampar yang diproduksi Sang Hyang Sri. Dari segi teknis, cara menanam cabe keriting lokal lebih sederhana dan anti ribet dibanding cara menanam cabe hibrida. Cabe lokal lebih adaptif dengan kondidi lingkungan dibanding cabe hibrida. Hanya saja produktivitasnya masih kalah dari hibrida.

Penyemaian benih

Cara menanam cabe dalam polybag sebaiknya tidak langsung dilakukan dari benih atau biji. Pertama-tama benih cabe harus disemaikan terlebih dahulu. Proses penyemaian ini gunanya untuk menyeleksi pertumbuhan benih, memisahkan benih yang tumbuhnya kerdil, cacat atau berpenyakit. Selain itu juga untuk menunggu kesiapan bibit sampai cukup tahan ditanam di tempat yang lebih besar.
Tempat persemaian bisa berupa polybag ukuran kecil (8×9 cm), daun pisang, baki (tray) persemaian, atau petakan tanah. Untuk melihat lebih detail silahkan baca cara membuat media persemaian. Cara yang paling ekonomis adalah dengan menyiapkan petakan tanah untuk media persemaian.
Buat petakan tanah dengan ukuran secukupnya, campurkan kompos dengan tanah lalu aduk hingga rata. Butiran tanah dibuat sehalus mungkin agar perakaran bisa menembusnya dengan mudah. Buat ketebalan petakan tersebut 5-10 cm, diatasnya buat larikan dengan jarak 10 cm.
Masukkan benih cabe dalam larikan dengan jarak 7,5 cm kemudian siram untuk membasahi tanah dan tutup dengan abu atau tanah. Setelah itu tutup dengan karung goni basah selama 3-4 hari, pertahankan agar karung goni tetap basah. Pada hari ke-4 akan muncul bibit dari permukaan tanah, kemudian buka karung goni. Sebaiknya petakan ditudungi dengan plastik transparan untuk melindungi bibit cabe yang masih kecil dari panas berlebih dan siraman air hujan langsung. Tanaman cabe siap dipindahkan ke polybag besar setelah berumur 3-4 minggu, atau tanaman telah mempunyai 3-4 helai daun.

Penyiapan media tanam

Pilih polybag yang berukuran diatas 30 cm, agar media tanam cukup kuat menopang pertumbuhan tanaman cabe yang rimbun. Selain polybag, bisa juga digunakan pot dari jenis plastik, semen, tanah, atau keramik. Atau bisa juga menggunakan wadah-wadah bekas yang tidak terpakai lagi, beri lubang pada dasar wadah untuk saluran drainase.
Cara menanam cabe dalam polybag bisa menggunakan media tanam dari campuran tanah, kompos, pupuk kandang, sekam padi, arang sekam, dan lain-lainnya. Silahkan baca cara membuat media tanam polybag untuk penjelasan lebih detail.
Beberapa contoh komposisi media tanam diantaranya adalah (1) Campuran tanah dengan kompos dengan komposisi 2:1, (2) Campuran tanah, pupuk kandang, dan arang sekam dengan komposisi 1:1:1, atau (3) Campuran tanah dan pupuk kandang dengan komposisi 2:1. Apabila menggunakan pupuk kandang, sebaiknya pilih pupuk yang telah matang. Lihat jenis dan karakteristik pupuk kandang.
Buat media tanam sehalus mungkin dengan cara mengayaknya. Campurkan sekitar 3 sendok NPK dalam setiap polybag. Aduk hingga campuran tersebut benar-benar rata. Lapisi bagian dalam polybag dengan sabut kelapa, pecahan genteng, atau pecahan styrofoam. Gunanya agar air tidak menggenangi daerah perakaran tanaman.
Cara menanam cabe dalam polybag

Pemindahan bibit

Setelah bibit tanaman dan media tanam siap, pindahkan bibit tanaman cabe dari tempat persemaian kedalam polybag. Lakukan pekerjaan ini saat pagi hari atau sore hari, dimana matahari tidak terlalu terik untuk menghindari stres pada tanaman.
Lakukan pemindahan bibit dengan hati-hati, jangan sampai terjadi kerusakan pada perakaran tanaman. Buat lubang tanam pada polybag sedalam 5-7 cm. Apabila persemaian dilakukan di atas polybag atau daun pisang, copot polybag dan daun pisang lalu masukan seluruh tanah dalam tempat persemaian kedalam lubang tanam. Apabila persemaian dilakukan di atas petak tanah atau tray, pindahkan dengan tanah yang menempel pada perakaran dan masukkan kedalam lubang tanam.

Pemeliharaan dan perawatan

  • Pemupukan, berikan pemupukan tambahan dengan dosis satu sendok makan NPK per polybag setiap bulannya. Atau apabila ingin menanam cabe secara organik, sebagai gantinya semprotkan pupuk organik cair pada masa pertumbuhan daun dan pertumbuhan buah. Tambahkan satu kepal kompos atau pupuk kandang kambing pada saat tanaman mau berbuah.
  • Penyiraman, tanaman cabe sebaiknya disiram sekurang-kurangnya 3 hari sekali. Apabila matahari bersinar terik, siram tanaman setiap hari.
  • Pengajiran, setelah tanaman cabe tumbuh sekitar 20 cm, berikan ajir bambu. Ajir ini berguna untuk menopang tanaman agar berdiri tegak.
  • Perompesan, tunas-tunas muda yang tumbuh di ketiak daun sebaiknya dihilangkan (dirompes). Perompesan dimulai pada hari ke-20 setelah tanam, perompesan biasanya dilakukan tiga kali hingga terbentuknya cabang. Gunanya agar tanaman tidak tumbuh kesamping ketika batang belum terlalu kuat menopang.
  • Hama dan penyakit, penggunaan pestisida sebaiknya hanya dilakukan apabila tanaman terlihat terserang hama atau sakit. Apabila terlihat ada hama putih semprot dengan pestida, bila terlihat ada bakal ulat semprot dengan insektisida secukupnya, kalau terlihat jamur gunakan fungisida. Untuk bercocok tanam cabe organik gunakan pestisida alami, silahkan lihat di cara membuat pestisida organik.
cara-menanam-cabe

Pemanenan

Umur cabe dari mulai tanam hingga panen bervariasi tergantung jenis varietas dan lingkungan. Masa panen terbaik adalah saat buah belum sepenuhnya berwarna merah, masih ada garis hijaunya. Buah seperti ini sudah masuk bobot yang optimal dan buah cabe masih bisa tahan 2-3 hari sebelum terjual oleh pedagang di pasar. Waktu panen sebaiknya dilakukan pada pagi hari setelah embun kering. Hindari waktu panen pada malam dan siang hari.

Cara Membajak Sawah dengan Kerbau

istilah bajak bukan seperti bajak di kapal – kapal laut, atau pesawat yang pelakunya bermata satu atau dengan menutup matanya sebelah dengan menggunakan cangkang jengkol... hehehe. Tapi disini  Bajak atau luku adalah alat yang biasa digunakan petani untuk mengolah tanah mereka sebelum di tanami dengan cara membalik tanah atau menganduk – aduk tanah .
Membajak sawah dengan menggunakan Bajak tradisional “luku"
Berdasarkan falsafah jawa, alat yang bernama bajak - membajak ini pertama kali diperkenalkan oleh Sunan Kalijaga. 


Dan pada waktu itu petani sangatlah senang karena bisa mendapatkan teknologi baru untuk mengolah tanah mereka. Tapi sekarang petani sudah beralih menggunakan teknologi yang lebih modern yaitu traktor.

Membajaksawah dengan menggunakan Bajak tradisional “luku” atau  Modern dengan traktor hal ini di maksudkan agar kesuburan tanah sawah tetap terjaga walaupun sudah di tanami tanaman beberapa kali. Bentuk bajak sendiri biasanya berupa kayu berbentuk segitiga dengan disambungkan ke hewan-hewan untuk menarik bajak tersebut. Hewan yang dipakai untuk membajak sendiri biasanya yaitu hewan-hewan yang jinak tapi kuat. 

Membajak sawah dengan menggunakan Bajak tradisional “luku” atau  Modern dengan traktor


Seperti halnya sapi dan kerbau, bahkan pada waktu saya masih kecil ada juga yang membajak sawah dengan bajaknya ditarik oleh 2 orang, tapi sekarang sudah langka bahkan saya jarang melihatnya yang membajak menggunakan sapi atau kerbau, karena di kampung saya sudah tidak ada lagi yang piara sapi atau kerbau... 

Orang – orang sekarang sudah tidak tertarik lagi ternak sapi dan kerbau katanya lebih menguntungkan piara Babi atau Tuyul...

Cara Menanam Padi di sawah

Adapun berbagai proses tersebut dari pengalaman yang saya tahu dengan menggunakan cara yang masih tradisional dan kental dengan budaya jawa sebagai berikut; awalnya sawah digenangi air kemudian sawah dibajak menggunakan hewan kerbau atau sapi untuk membajak namun sekarang mulai diganti dengan mesin yaitu traktor, ini dilakukan dua kali agar tanahnya mudah untuk ditanami padi dan tidak tandus, setelah itu membuat tempat penyebaran padi dengan cara sebagian sawah diratakan tanahnya dan dibuat bentuk kotak atau persegi panjang, setelah itu bibit padi kita sebar hingga merata. Adapun proses pembuatan bibit sebaran dengan cara padi direndam selama dua hari dua malam, kemudian diungkep/ ditutup menggunakan terpal selama dua hari, disiram, setelah itu diungkep lagi sampai padi mengeluarkan akarnya, genap lima hari bibit padi siap untuk disebar, dalam proses penyebaran jangan sampai bibit padi ini tenggelam oleh air atau kebanjiran, karena akan mengakibarkan biji padi mondok-mondok alias tidak merata yang nanti hasilnya tidak baik, tempat penyebaran biasanya ditutup menggunakan plastic mengelilingi tempat penyebaran, ini dilakukan untuk menjaga adanya tikus yang masuk merusak bibit padi tersebut, setelah itu kita tunggu sampai umur 25 hari atau umur satu bulan padi bisa ditanam.
Sebelum menanam, padi dicabut terlebih dahulu dan diikat dalam bentuk ombyokan yang biasa dikerjakan oleh petani laki-laki, pekerjaan ini disebut ndaut, setelah itu padi yang dalam ombyokan disusun jarang-jarang dan ditaruh di deretan orang yang menanam padi, ini disebut tempah, dan pekerjaan orang yang menanam padi disebut tandur, tandur yaitu menanam padi dengan cara jalan mundur. Biasanya orang desa menentukan hari tandur dengan menghubungi tetangganya untuk ikut membantu proses tanam dengan cara mendatangi dari rumah ke rumah dan menanyakan apakah mereka dapat membantu atau tidak. Namun sekarang sudah ada sekelompok orang yang membuat anggota kelompok tandur itu sendiri, jadi petani biasanya hanya cukup memberitahukan hari tandur kepada ketuanya saja, jadi soal yang memberi kabar itu urusan ketua kelompok tandur tersebut. Setelah semua padi tertanam kita tinggal menunggu padi sampai benar-benar tumbuh dengan sering melihat apakah ada hama atau perairan sawah yang kurang, biasanya di sela-sela padi terdapat tumbuhan liar yaitu rumput, dengan adanya rumput dapat mengganggu tanaman padi menjadi tidak sehat atau tidak subur, nah, pekerjaan mengambil rumput yang tumbuh di antara padi disebut matun, biasanya dilakukan oleh perempuan. Lalu ketika padi mulai mengeluarkan isinya dan belum merata disebut nyoloti / mbeli’i, biasanya para petani menunggu atau menjaga padinya agar tidak dimakan burung dengan cara memasang kaleng bekas, orang-orangan sawah atau plastik yang ditarik-tarik untuk mengusir burung disebut tunggu.
Ketika padi mulai menguning berumur sekitar 100 hari padi siap untuk dipanen, biasanya para petani mencari orang yang bekerja untuk memanen, orang yang bekerja mengambil padi disebut ngarit / ngerit, karena memotong padi menggunakan benda yang bernama arit, kalau zaman dahulu menggunakan alat disebut ani-ani yang berbentuk seperti arit namun kecil dan proses pemotongan padi agak lama. Kemudian padi yang telah dipotong dikumpulkan di satu tempat dan ada orang yang bekerja merontokkan padi dari batangnya disebut ngedos, setelah padi rontok dimasukkan dalam karung dan dibawa pulang ke rumah pemilik sawah untuk ditimbang, setelah itu orang yang bekerja diberi upahan dalam bentuk padi sebagian hasil panen tersebut, namun sekarang upah dapat diberikan dalam bentuk uang. Adapun orang yang bekerja mengangkat padi dalam karung disebut manol dan biasanya ada orang yang mencari padi sisa-sisa pengedos di sawah dengan cara mengambil batang padi yang telah berserakan dibuang dalam tumpukan atau mencari padi yang tercecer disebut ngasak, biasanya pengasak membawa sisa-sisa pengedos dibawa pulang ke rumah dan dijemur, setelah kering ditumbuk atau dipukul-pukul menggunakan kayu agar padi yang menempel pada sisa-sisa batang padi rontok, setelah itu diayak ini disebut harag-harag, ada pula yang menyilir padi dengan cara bersiul memanggil angin dan menumpahkan padi di tempat yang telah disediakan, jadi padi yang gabug atau kosong tak berisi beserta sampah-sampah terbang terbawa angin. Setelah padi bersih dari kotoran, padi dijemur hingga kering agar jika ditumpuk sampai bulanan tidak busuk dan berakar, orang desa biasanya menumpuk hasil panen hingga panen lagi, jadi tidak pernah beli beras karena sudah memiliki simpanan padi sendiri, jika ingin menjadi beras padi harus ditumbuk terlebih dahulu di atas lumpang, yaitu kayu atau batu yang dibentuk cekungan untuk menumbuk padi hingga melepaskan kulitnya dan menjadi beras. Namun sekarang sudah zaman serba mesin, kini masyarakat tinggal membawanya ke pabrik selep, atau memberikan padi pada tukang selep keliling.
Itulah ceritaku… sekarang apa ceritamu?